Senin, 21 Februari 2011

promise..

“anak-anak.. selesai istirahat, kita akan mengadakan ulangan matematika” pak kim mengumumkan, anak-anak di kelasku ribut dan…. bel istirahat berbunyi..
Aku mengambil sebatang coklat dan membawanya ke taman, ya.. aku memilih menenangkan diriku dari pada ribut-ribut belajar.
Haahh, disini santai sekali… aku duduk di samping kolam…
“pluk..”
“aww…” sepertinya seseorang melemparkan aku …. apel! Sisa apel..
Arghh.. pasti orang yang disana!
“hey!” aku menegurnya
“hey… waeyo?” tanyanya dengan tampang polos
“ini apa?” aku menunjukkan apel yang mengenaiku padanya
“oh.. itu apel.. aku mau?” tawarnya
“hey! Kau tau?! Kau yang melempari apel ini dan mengenaiku tau?”
“oh…” dia sedikit terkejut “gwaenchana?”
“ne…” aku menangguk
“kau kan berada di dekat tempat sampah.. jadi aku nggak tau itu mengenaimu… mianheyo!”
Dia membungkuk
“ne..”
“ah.. lee hyukjae Imnida! Panggil eunhyuk!”
“park saejin imnida!”
Bel masuk berbunyi… dan, ah! Ulangan matematika! Aku lupa, aku asik ngobrol dengan eunhyuk!
Hfff… aku berusaha tenang…
Ulangan metematika ini cukup gampang bagiku… tapi, kenpa aku jadi memikirkan eunhyuk! Di bayanganku hanya ada senyumannya yang manis… aissshh! Saejin, apa yang kamu pikirkan???!
***
“hey! Saejin!!” seperti ada yang memanggilku
“berhentilah..” oh.. ternyata eunhyuk..
“kau, rupanya”
“hh….hfff.. gimana ulangan matematikamu?” katanaya dengan nafas yang tidak beraturan “kau memikirkan aku terus ya…”
“hah..!? tidak mungkin, mungkin pikiranku jadi nggak beraturan..” candaku… tapi kok dia bisa tau ya? “kok kamu bisa tau kalau aku ulangan metematika?”
“hahaha… kau berbicara dengan lee hyukjae!” candanya
“kau mau ke toko coklat” tawarnya
“ne!” dengan pasti aku menjawabnya
Aku bercanda sambil berjalan menuju toko coklat, tidak jauh dari sekolah kami
***
Hhahh.. senyumannya… mengingatkanku dengan umma…
umma!? Apa umma senang berada disurga??
Setidaknya masih ada dia… sebagai pengganti umma…
“eumm.. kamu bisa nge-dancekan?” tanyanya
“hehehe…” aku hanya cengengesan
“tunjukan padaku!” pintanya
“apa kau gila!? Ini di jalan..” kataku
“hehehe.. baiklah, aku tunggu waktu yang tepat!” katanya..
Oh.. umma, senyumannya mengingatkanku padamu… sesosok malaikat yang selalu melindungiku dari keluarga neraka ini…
“apa kehebatanmu?” tanyaku
“umm…” katanaya seolah-olah berkata tebak-saja-sendiri!
Hehe.. aku melihat ada sketch book yang nongol di tasnya
“sketch book” aku menyindirnya
“mwo?” tanyanya
Aku mengambil sketch book nya
“hey!”
“hehehe..”
“yup… sampai!” akhirnya aku dan saejin sampai di toko coklat
Woww.. sepertinya hari jumat memang sedikit spesial…
“aku pesan cake coklat dan coklat panas..” katanya pada pelayan
“aku cheese cake dan coklat panas juga” kataku, udara hari i9ni cukup dingin
“annyeong, chingu…! untuk memeriahakan hari ini, ada yang mau tampil kedepan?”  tanya seseorang laki-laki di atas panggung
****
Eunhyuk berdiri… dan, menuju panggung!
“annyeong haseo… enuhyuk imnida….!”
Dan eunhyuk membisikkan seseuatu pada pemain piano
“Neul barago ijjyo hangsang geogieseo wooseumjitgireul, Ddeut moreul ohaewa iyoo eobneun miwoome himi deureodo, Deo meon goseul bwayo ije shijakijyo woolgo shipeul ddaen naege gidaeyo, Boojokhajiman geudael jikilgeyo, Sarangeun geureohke cheoeum soonganbooteo chajawa gajang gipeun gose narawa nal ddeugeopge hae
Byeonhaji anhneun ddeollim geudaeneun,
Shining Star! like a little diamond, makes me love
Naegen kkoomgyeolgateun dalkomhan misoro nal barabomyeo soksagyeojweo hangsang hamkke halgeora till the end of time,
Shining Star taeyangboda balka haetsal gateun geudae nonbicheun naege hyooshigeul jweo
Jichyeoisseul ddaen nae mameul balkhyeo jweo Promise midgiro hae eonjedeun ne pyeoni dweyeojoolge
Noogooboda deo keun sarangeuro ni jageun eoggae gamssajoolge”
Hah!? Dia menyanyi… dan, itu bagus!
Dia membungkukan tubuhnya… pengunjung di cafe ini bertepuk tangan!
Dan… sekali lagi!
“Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi
Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul
Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi
Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom
Itjanha jogeum aju jogeum na sujupjiman neon molla sokeun taeyangboda tteugeoweo nae mam jom arajweo
TV show-e na oneun Girl deureun mudae-eseo bichi nandedo neon eonjena nunbushyeo Naega michyeo michyeo Baby
Saranghandan neoui mare sesangeuk da gajin nan You & I, You’re so fine neo gateun saram isseulkka
Saranghae oh, negeneun ojik neoppun iran geol babo gateun na-egeneun jeonburaneungeol arajweo” kali ini dia nge-dance!
Woww… hebat juga dia
“hei, liat! Aku dapat tiket makan!” katanya bangga “aku sudah menunjukkannya kan?”
“eh… ah, ne!”
Hah… dia sangat manis…
mwo! Aduh, saejin kenapa kau bisa begitu!!
“kenapa kau melihatku seperti itu? Apa senyumku manis” katanya dengan pede
Tapi… benar juga sih, hehehe
“hah!? Mana mungkin!”aku nggak mau mengakuinya
*skip*
“saejin! Apa kerjamu hanya menggambar?” bentak appa
“ne.. itu memang hobiku” kataku santai “appa nggak berhak mengaturku!”
“plak”
aku… ditampar  oleh aappa!
“kau tau? Ini semua untuk kebaikanmu! Lihat unni mu!! Dia sukses, dia bahagia sekarang! Dan.. dia tidak membebani appa dan umma! Kau tau??” kata appa
“itu bukan berarti appa bisa melarangku, melakukan hobiku!!” bentakku
“apa gunanya hobi menggambarmu ini hah?? Apa berguna untuk mesa depanmu??” tanya appa
“lalu, apakah appa masih peduli padaku!? Appa selalu sayang pada unni!! Apa gunanya appa melarang hobiku kalau aku tidak dipedulikan appa???” bentakku.. air mataku pun menetes
“jika ada umma disini…” air mataku nggak bisa aku tahan lagi
“jangan bawa nama umma mu disini!” bentak appa
“waeyo.. appa?? Apa dia, yang mempengaruhi appa?” kataku(snyum licik) menunjuk ibu tiriku yang appa nikahi stelah umma meninggal
“saejin!” appa membentakku
“mungkin aku harus menyusul umma ke surga! Hidup bahagia dengan umma! Dan appa akan bahagia dengan dia kan??” tanyaku
“saejin…” “plak” appa menamparku lagi
“apa aku berguna disini??” kata saejin
“lebih tepatnya kau hanya merepotkan disini!” bentak appa
“ne.. mungkin lebih baik kalau aku pergi dari rumah ini kan??” kataku
Aku sedikit gemetar, appa sedikit terkejut “siapa yang memperbolehkan appa masuk kamar ku?” appa menutup pintu kamarku dan pergi
Lebih baik aku kabur dari sini!!
Aku memberesakan pakaian di tasku, buku-buku dan alat tulis, tak lupa alat gambar..
Hah… aku harus melihat tabunganku…
Yah.. aku rasa ini cukup 600 ribu won…
Aku segera keluar dari kamarku
“saejin jangan pergi..” pinta umma
“hah.. apa umma yakin?? Kekayaan appa bisa umma dan unni miliki! Aku sudah bukan anggota keluarga ini lagi!” kataku
“saejin…” aku menangkap tamparan appa..
“appa nggak perlu nampar aku! Aku akan pergi! Dan itu nggak buat appa repotkan??” kataku
Aku melangkah keluar rumah ini… rumah penuh kenangan SAAT DENGAN UMMA KU YANG SEBENARNYA!
Entahlah aku harus berbuat apa sekarang… ah, eunhyuk!
“yoboseo?”
“ah, eunhyuk?”
“ne.. nugu?”
“aku, saejin!”
“ah, saejin… waeyo?”
“ada waktu? Aku ingin bertemu”
“Ne.. di kafe coklat biasa??”
“ne.. secepatnya ya.. annyeong”
Piip… aku menutup telefon ku
*skip*
“saejin! Kenapa kau membawa tas… saejin??” eunhyuk sedikit kaget
“ne.. aku sudah memutuskannya”
“saejin! Pikirkan, kau mau tinggal dimana??” katanya khawatir
“hyuk! Aku lebih memilih tidak punya tempat tinggal tapi bisa menjalankan hobiku dari pada tinggal dirumah mewah tapi ada yang melarang hobiku!” bentakku yang masih terbawa emosi “ah… mianhae hyuk”
“mmm.. aku tau posisimu, aku punya kenalan, dia pemilik apartemen, memang sih, ga begitu bagus tapi itu sangat murah, dan mungkin kita bisa mendapat potongan harga” tawarnya
“tapi mungkin uangku nggak cukup” kataku pasrah
“tenang! Kita bisa nyari kerjaan!” hiburnya
“ne.. baiklah, bisa antarkan aku kesana?” tanyaku
“ne.. ayo!”
Kami sampai di apartemen yang eunhyuk maksud
Lumayan, aku mendapat potongan harga
“saejin, istirahatlah dulu, besok kita sekolah… akan aku jemput!” katanya dia menutup pintu, yah.. aku harus membersihkan apartemen ini…
Huhh.. aku sangat lelah, pukul 5 sore…
ah, aku lapar..sebaiknya aku cari bahan untuk masak, tapi diluar hujan deras…
Teeet…teeet…
Aku membuka pintuku
“hyuk!” ternyata eunhyuk, dan dia kehujanan!
“hai..” katanya mengigil
“kau ini!” aku sedikit khawatir, lalu pergi mengambil handuk untuk mengeringkannya dan menyiapkan air hangat
“aku membawakanmu ini” katanaya menyerahkan… sepertinya bahan-mahan untuk masak
“babo! Kau hujan-hujanan hanya untuk ini!” kataku mengeringkan eunhyuk yang basah
“hahaha… aku khawatir kau sakit, hacimmm..” dia bersin
“babo! Kau yang membuatku khawatir…” MWO! Aissh… saejin….. babo! “kau..kau… kau bisa sakit tau, lalu siapa yang mau… umm, menagtarkanku sekolah??” ah… aku jadi gelagapan gini!
“hacimm… ah”
“eunhyuk, gwaenchana?” tanyaku khawatir
“ah.. ne, ini Cuma flu biasa”
“oh, ini… airnya sudah siap, biar bajumu kering..”
“saejin..” dia menatapku….. “ah, mian…engg, mianhae merepotkanmu”
“kau ini! Cepat sana, jemur bajumu, aku akan masak” kataku… tapi, kenapa aku jadi kayak gini!!
Ah, ada rameyon instan..
“eunhyuk, kau mau aku masakan apa?” tanyaku..
….

“hyuk?” dia tidak menjawab…
Aku segera berlari menuju kamar mandi…
“hyuk!!” aku melihat eunhyuk pingsan di pintu kamar mandi!! “hyuk!!”
Ah… dia sangat berat, tapi aku mengusahakannya
Aku menidurkannya di tempat tidur, dan mengompresnya..
Tapi… kenapa aku khawatir ya..!?
Ah, aku lapar… sebaiknya aku masak untukku dan hyuk
Hahh… dia belum sadar…
Hehehe.. dia manis juga kalo dalam posisi tidur gini..
Tanpa sadar aku menyentuh pipinya
HUWAAA… APA YANG KAU PIKIRKAN SAEJIN… AHHHH, EUNHYUK.. MIANHEO!!!
Hoamm… aku ngantuk…
Eh, lo… kok aku tidur dan… kenapa aku bisa di tempat tidur?? Bukannya aku tidur di kursi di sampingnya eunhyuk??
“kau sudah bangun??”
Eunhyuk???
“hyuk? Bagaimana bisa..???”
“hehehe… sudahlah, kau terlihat lelah, makanlah.. aku sudah izin guru kok!” katanya
Dia sudah menyiapkan makanan!
“gomawo hyuk, tapi kamu pucat banget!!” kataku… ah, tapi aku sedikit pusing!
Eunhyuk nggak nanggepin
“enak ga?” tanyanya
“ne! Ini enak!” kataku
***
eumm… dia… hhh, perasaan apa ini???
“hyuk? Bisa kau tidak melihatku seperti itu??”
“eh…. ah, ne!” kataku… duh, eunhyuk! Babo! “ah… makanlah”
“hei! Kau juga harus makan!” perintahnya “bukannya yang sakit itu kamu ya!?”
“ah, ne…”
“saejin, gwaenchana?” tanyaku
“ne.. gwaenchana” “lo! Harusnya aku yang nanya gitu! Gwaenchana?” dia tersenyum… omoo, senyumannya
“oh iya, lalu.. appamu nggak khawatir?”
“ah.. gwaenchana… appa nggak mungkin ngawatirin aku” kataku sedikit kasal “jangan bawa-bawa nama appaku!”
“ah, ne… mianhae” katanya
“saejin… gomawo, udah khawatir sama aku!”
“ah, ne! Hah.. itu juga salahmu hujan-hujanan hanya untuk mengantarkan ini…”
“hehehe… mianheo, anggap aja masakan ini untuk balas budi”
“ah.. nggak-nggak, aku Cuma bacanda kok, tenang aja..”
***
“aku berjanji akan melindungimu!”
Deg! H-hy-hyuk!?
“berjanjilah…” dia mengulurkan kelinging kanannya “jangan pernah tinggalkan a….”
Blukk!
Oh! Eunhyuk pingsan-lagi!!!
Hah!! Dia sangat panas!!
Aku kambali membaringkannya ke tempat tidur dan mengompresnya
“s-saejin?!” ah, dia sudah bangun!!
“ah, syukurlah hyuk…”
“saejin?” katanya
“ne… waeyo?” aku segera duduk di sampingnya
“kau masih ingat janjiku?” tanyanya
“babo! Istirahat dulu, hyuk!” kataku.. tapi aku ingat betul janjinya
“berjanjilah saejin…” katanya “jangan pernah tinggalkan aku, hanya kau yang aku punya”
Deg! Dia mengatakan lagi!
“ne… dan berjanjilah untukku, jangan hanya melindungku… tapi jangan pernah kau meninggalkanku!” aku membalas uluran jari kelingking hyuk..
“saejin… sarangheo…”
Deg! M-mwo-o..?? n-nga-ak- nggak mu-mung-kin..
“hyuk…” “mianhae… tapi…”
“ne, gwaencana… aku nggak minta kamu buat jawab sekarang… setidaknya, aku sudah mengatakannya…” katanya… eunhyuk jatuh dipelukanku… dia masih panas…
*skip*
Saejin… sarangheo….
Arghhh… kata-kata itu masih membayangi pikiranku
Tapi… sebenarnya… aku… ahhh, lupakan
Yah, walaupun begitu eunhyuk tetap bersamaku selalu…
Aku sangat senang…
Dia juga sering mengunjungi apartemenku….
Dan, kami bekerja di toko coklat
..aku sudah berjanji padanya… ‘aku tidak akan meninggalkanmu hyuk….’
Dia satu-satunya orang yang berharga bagiku…
Mungkin Tuhan menurunkannya atas permintaan umma…
..untuk membuatku tersenyum dan bahagia….
Mungkin.. aku sudah memutuskannya… aku berharap dia tidak akan mengecewakanku…
Aku mengirim pesan kepadanya untuk menemuiku di kafe coklat…
***
Huhh… aku harus segera cepat, aku nggak mau membuatnya menunggu terlalu lama…
Ah, mungkin aku harus membelikannya bunga! Barangkali.. dia memberikan jawabannya sekarang!
Aku berjalan menyebrangi jalan…
Itu dia saejin, dia telah menunggu
Aku menybrangi jalan besar yang sepi…
Tapi….
***
Ah.. aku ada firasat… tapi, ah… aku harus positive thingking!
BRUAAK!!!
Ow… sepertinya ada tabrakan di depan jalan kafe ini… kasian… pasti mereka nggak berhati-hati..
Duh… eunhyuk kok lama banget ya!?
***
“hyukjae kehilangan banyak darah… sedangkan persediaan darah tipe milik hyukjae sudah habis…” dokter tertunduk lemas
“ahjussi… aku mohon…” kata kyu, yang merupakan teman hyukjae “ahjussi bisa memberi kabar pada rumah sakit lain kalau persediaan darah disini habis!”
“ahjussi sedang mengusahakan”
“ahjussi! Ini mengenai hidup dan mati seseorang! Ahjussi nggak bisa diam gitu aja” kyu masih mengusahakannya
“kyuhyun…” panggil sesorang suster
“ne..” katanya
“kau dipanggil hyukjae..” katanya
Kyu langsung pergi kekamar, dimana, eunhyuk dirawat
“hyuk!!”
“kyu… bisakah kau…” katanya pelan
“mwo?” tanya kyu
“tolong serahkan ini pada saejin… kau taukan?…” kata eunhyuk dan menyerahkan sebuah amplop dan bunga
“ya! Eunhyuk… kau harus bertahan…” “tapi… kau masih sempat-sempatnya…”
Piiiipp——-
“HYUKK!!!” kata kyu panik “AHJUSSI, DOKTER… SUSTERRRR!!!”
“maaf kyu…” dokter menepuk pundak kyu dan meninggalkan kyu…
***
Hyuk… tapi, kenapa harus eunhyuk…
Ah, tanpa sadar aku meitihkan air mataku
Saejin! Eunhyuk… mungkin dia orang yang dicintai eunhyuk
“eunhyuk!! Kau… kenapa kau tidak da…”
“ini bukan eunhyuk! Bisa kau datang di rumah sakit chungnam, di kamar ICU?? Kau akan menyesal jika tidak datang!! Anyeong”
***
Hah? Apa maksudnya… ah, sebaiknya aku datang…
Kasian orang yang tertabrak tadi… darahnya masih berceceran di jalan (=.=*) dan ada sepaket bunga disitu… sepertinya di mau menemui…….
“hh.. hfff…” aku telah sampai dipintu ICU setelah berlari-lari
“kau saejin?? Kyuhyun imnida.. yang tadi menelponmu… jangan banyak tanya ikut denganku” katanya menuntunnya, bahkan dia nggak ngasih aku waktu buat bicara..
Tapi, perasaanku bener-bener ga enak!
Deg!!
“hyuk…”
“ah, saejin… sadarlah!” kata seseorang.. dan itu kyu
“hyuk… eunhyuk…” kataku aku menangis sejadi-jadinya di pelukan kyuhyun(O_o)
“saejin… tenanglah…” kyuhyun memelukku
“antarkan aku… hiks… melihat.. hyu…” ah, bahkan aku nggak kuat ngucap namanya
“eunhyukk!!!” aku menagis memeluk eunhyuk yang terbaring kaku di tempat tidur rumah sakit “s-sarang h-eo…”
Hari ini adalah pemakaman eunhyuk…
Rasanya aku marah pada Tuhan, kenapa dia mengambil, keduanya… umma dan sekarang… eunhyuk!
“saejin.. ayo” ajak kyuhyun
“.. eunhyuk, kenapa harus dia…” aku menangis dipelukannya (lagi O.o)
“ayolah saejin… kau harus terima… ini kenyataan” kyu mengelus pundakku (-_-)
“aku bahkan belum meberi jawaban pada eunhyuk… tapi… kenapa Tuhan mengambilnya! Dia milikku satu-satunya yang paling berharga!” kataku dan terus menangis
“aku yakin ini yang terbaik untuk kita semua” kata kyu berusaha menenagkanku
“aku sudah berjanji padanya untuk tidak meninggalkannya… dia juga telah berjanji mau melindungiku dan nggak ninggalin aku! Tapi apa buktinya…. dia nggak nepatin janjinya…” aku memukul kyu, aku nggak tau harus marah dengan siapa
“saejin… aku juga berat meninggalkannya, dia sahabat terbaikku.. kau tau seberapa baiknya dia… seberapa cerianya dia!? Aku yakin dia selalu ada di hati kita…”
“dia lebih dari sekedar baik, dan ceria… dia mengingatkanku pada umma…” aku tetap menangis
“ayo.. upacara pemakamannya sudah dimulai”
Kyu mengajakku ke upacara pemakaman eunhyuk… aku masih menangis sambil memeluk kyu.. (T,T)
Upacara pemakaman udah selesai…
“saejin… ni, dari eunhyuk sebelum dia nggak ada…”
Kyu menyerahkan sebuah amplop dan bunga…  dan, itu dari… eunhyuk
Aku menangs lagi
“bacalah itu.. mungkin bisa menenangkanmu… jangan terlalu bersedih”
Aku membuka amplop dari eunhyuk… ternyata selembar surat
“dia masih mbela-mbelain buat suat itu… ckckck” komentar kyu
Dear, saejin…
Annyeong saejin…
Aku tau saat kau membaca surat dariku ini aku sudah nggak ada..
Kau tau aku pergi kemana?
Kedalam hatimu…
Aku tau aku nggak bisa menepati janjiku padamu…
Tapi…
Aku pergi kedalam hatimu untuk selalu bersamamu.. dan melindungimu
Walaupun nggak sepenuhnya aku melindungimu tapi kamu nggak bakal kesepian… karna aku akan selalu bersamamu
Aku bakal sedih kalau kamu nangis terus…
Don’t cry saejin
Aku yakin akan ada penggantiku disisimu dan aku tau siapa dia…
Berjanjilah…
Jangat lupakan aku…
Jangan menangis…
Aku harap kau bisa menepati janjimu…
Dan, aku masih ingin tau apa jawabanmu…
With love,
Lee hyukjae
Lagi… aku menangis setelah membaca surat itu
“eunhyuk saranghae… aku akan pegang janjimu itu….” kataku…
“saejin…” aku mendengar suara hyuk… aku terbayang eunhyuk yang selelu ceria… senyumannya yang manis…
1 tahun berlalu…
Mungkin, aku sudah menemukan pasangan hidupku… aku harap itu yang dimaksud eunhyuk… kyuhyun…
Dan kami telah mempunyai anak…
Aku menamakannya hyukjae…
Dan aku tak pernah melupakan janjiku pada eunhyuk…
Aku tidak akan melupakan kau… dan akan menjadi saejin yang ceria!!
~END~
by: cho myungdae
http://superjuniorff2010.wordpress.com/